BAB
3.
METODOLOGI
3.1 Waktu
dan Tempat
Hari, Tanggal :
Kamis,
16 Maret 2017
Waktu :
Pukul 13.00
– 15.00 WIB
Tempat :
Saung Politeknik Negeri Jember
Acara : Persemaian
Benih Karet
3.2 Alat
dan Bahan
a) Alat
1.
Bedengan
persemaian persemaian ukuran 1 x 2 m
2.
Cangkul
3.
Gembor
4.
Timba
b) Bahan
1.
Biji
Karet
2.
Dithane
M-45 250 gram
3.
Furadan
250 gram
4.
Mulsa
5.
Pasir
3 sak
3.3 Prosedur Kerja
1.
Disiapkan
semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2.
Dipilih
biji karet yang sesuai kriteria yaitu biji karet yang lenting
3.
Disiapkan
pula bedengan berukuran 1 x 2 m untuk tempat persemaian
4.
Direndam
biji karet dalam larutan dithane selama ±5 menit
5.
Ditanam
biji yang sudah direndam dalam dithane tadi pada tempat persemaian dan
taburilah dengan furadan setelah biji ditanam
6.
Ditutup
dengan mulsa yang sudah tersedia , dijaga kelembapannya.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Terlampirkan
4.2 Pembahasan
Pada praktikum penanaman
karet atau persemaian ini, kami melakukan penanaman karet di lapangan dengan
menggunakan stum mata tidur. Penanaman bibit karet di lapangan dilakukan setelah pengajiran dan dilakukan pembuatan
lubang tanam pada polibag dengan kedalaman 15 cm dari permukaan polibag.
Penanaman karet di lapangan dengan menggunakan bibit stum mata tidur merupakan
hal yang kurang tepat, karena kemungkinan bibit itu untuk bertahan hidup sangat
kecil, kemungkinan bibit stum mata tidur mati sangat besar jika ditanam di
lapangan. Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan adalah bibit karet hasil
okulasi yang telah berpayung 2.
Penanaman bibit tanaman
harus memilih waktu yang tepat dan pengelolaan lahan tanam dan jarak tanam yang
baik agar terhindar dari tingginya angka
kematian dilapangan. Persiapan tanam sebaiknya selesai dilakukan satu bulan
sebelum penanaman. kegiatan persiapan tanam terdiri dari pengajiran ( jalur
tanam & jarak tanam ) dan pembuatan lubang tanam . Jumlah tanaman karet
dalam satu hektar berkisar antara 500 – 600 tanaman/hektar yang dibuat
berdasarkan variasi jarak tanam.dan
kondisi lahan tanam . Pola tanaman karet pada umumnya menggunakan jarak
tanam 7 x 3 meter, jarak tanam 7 m diletakkan pada arah utara – selatan dan
jarak tanam 3 meter diletakkan pada arah timur – barat hal ini dilakukan jika
direncanakan tanaman pangan untuk tanaman sela maka persaingan didalam
mendapatkan sinar matahari dapat diatasi. Tetapi pada praktikum penanaman karet
yang kami lakukan menggunakan jarak tanam 6 x 3 meter, jarak tanam 6 m
diletakkan pada arah utara – selatan dan jarak tanam 3 meter diletakkan pada
arah timur – barat.
Penanaman dilakukan dengan
cara memasukkan bibit ke tengah-tengah lubang kemudian ditimbun dengan tanah
bawah (subsoil) dan selanjutnya tanah bagian atas (topsoil).bila menggunakan
bahan tanam stum mata tidur, mini dan tinggi pemadatan tanah dilakukan dengan
cara bertahap sehingga timbunan menjadi padat dan merata, sehingga apabila
digoyang tidak mudah lepas ataupun tercabut. Dan jika bahan tanam yang
digunakan bibit dalam polybag pemadatan disekeliling tanah cukup dilakukan
dengan tangan. Penginjakan dengan menggunakan kaki disekeliling tanaman tidak
dianjurkan karena akan menyebabkan bergesernya kolom tanah dan berakibat
kematian tanaman.
Bahan tanaman karet yang
dianjurkan adalah bahan tanaman klon yang diperbanyak secara okulasi.
Dibandingkan dengan bibit semaian, penggunaan bahan tanam klon sangat
menguntungkan karena produktivitas tanaman lebih tinggi, masa tanaman belum
menghasilkan lebih cepat, tanaman lebih seragam sehingga produksi pada tahun
sadap pertama lebih tinggi serta memiliki sifat sekunder yang diinginkan
seperti relatif tahan terhadap penyakit tertentu, batang tegap, responsif
terhadap stimulan dan pupuk, serta volume kayu per pohon tinggi.
Bibit karet dalam polybag
yang siap ditanam kelapang ditandai dengan payung daun terakhir sudah tua. Penanaman
dilakukan dengan cara kantong polybag dibuka, bibit diletakkan ditengah-tengah
lubang tanam, kemudian ditimbun dengan tanah. Penanaman sebaiknya dilakukan
saat musim hujan. Apabila ditanam pada musim panas sebaiknya lubang tanam
disiram dahulu.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Persemaian bibit dilakukan adalah sebagai persemaian tempat pemeliharaan
bibit sebagai batang bawah yang akan diokulasi. Bibit dipelihara untuk beberapa
bulan sampai tiba saatnya untuk siap diokulasi. Sebelum pelaksanaan penanaman
kecambah yang akan dijadikan bibit batang bawah, lahan yang akan digunakan
sebagai areal pembibitan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
1. Datar atau agak miring sedikit.
2. Dekat sumber air dan cukup subur.
3. Dekat areal rencana tanam untuk
memudahkan pengangkutan.
4. Bebas sisa-sisa akar dan gulma.
5. Bebas penyakit akar.
6. Drainase baik.
7. Mudah untuk melakukan pengontrolan.
5.2 Saran
Sebaiknya saat pelaksanaan praktikum, alat-alat yang digunakan lebih
memadai. Agar praktikum berjalan dengan lancar dan tidak ada waktu yang
terbuang sia-sa
DAFTAR PUSTAKA
http://pembibitankaretbz.blogspot.co.id/
Tim Pengampu Budidaya Tanaman Karet. 2017.
BKPM Budidaya Tnaman Karet. Jember. Politeknik Negeri Jember
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar