Rabu, 14 Juni 2017

Laporan Persemaian Benih Karet

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal       : Kamis, 16 Maret 2017
Waktu                  : Pukul 13.00 – 15.00 WIB
Tempat                 : Saung Politeknik Negeri Jember
Acara                   : Persemaian Benih Karet

3.2 Alat dan Bahan
a) Alat
1.      Bedengan persemaian persemaian ukuran 1 x 2 m
2.      Cangkul
3.      Gembor
4.      Timba
b) Bahan
1.      Biji Karet
2.      Dithane M-45 250 gram
3.      Furadan 250 gram
4.      Mulsa
5.      Pasir 3 sak

3.3 Prosedur Kerja
1.         Disiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2.         Dipilih biji karet yang sesuai kriteria yaitu biji karet yang lenting
3.         Disiapkan pula bedengan berukuran 1 x 2 m untuk tempat persemaian
4.         Direndam biji karet dalam larutan dithane selama ±5 menit
5.         Ditanam biji yang sudah direndam dalam dithane tadi pada tempat persemaian dan taburilah dengan furadan setelah biji ditanam
6.         Ditutup dengan mulsa yang sudah tersedia , dijaga kelembapannya. 


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Terlampirkan 
4.2 Pembahasan
Pada praktikum penanaman karet atau persemaian ini, kami melakukan penanaman karet di lapangan dengan menggunakan stum mata tidur. Penanaman bibit karet di lapangan dilakukan  setelah pengajiran dan dilakukan pembuatan lubang tanam pada polibag dengan kedalaman 15 cm dari permukaan polibag. Penanaman karet di lapangan dengan menggunakan bibit stum mata tidur merupakan hal yang kurang tepat, karena kemungkinan bibit itu untuk bertahan hidup sangat kecil, kemungkinan bibit stum mata tidur mati sangat besar jika ditanam di lapangan. Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan adalah bibit karet hasil okulasi yang telah berpayung 2.
Penanaman bibit tanaman harus memilih waktu yang tepat dan pengelolaan lahan tanam dan jarak tanam yang baik agar terhindar dari  tingginya angka kematian dilapangan. Persiapan tanam sebaiknya selesai dilakukan satu bulan sebelum penanaman. kegiatan persiapan tanam terdiri dari pengajiran ( jalur tanam & jarak tanam ) dan pembuatan lubang tanam . Jumlah tanaman karet dalam satu hektar berkisar antara 500 – 600 tanaman/hektar yang dibuat berdasarkan variasi jarak tanam.dan  kondisi lahan tanam . Pola tanaman karet pada umumnya menggunakan jarak tanam 7 x 3 meter, jarak tanam 7 m diletakkan pada arah utara – selatan dan jarak tanam 3 meter diletakkan pada arah timur – barat hal ini dilakukan jika direncanakan tanaman pangan untuk tanaman sela maka persaingan didalam mendapatkan sinar matahari dapat diatasi. Tetapi pada praktikum penanaman karet yang kami lakukan menggunakan jarak tanam 6 x 3 meter, jarak tanam 6 m diletakkan pada arah utara – selatan dan jarak tanam 3 meter diletakkan pada arah timur – barat.
Penanaman dilakukan dengan cara memasukkan bibit ke tengah-tengah lubang kemudian ditimbun dengan tanah bawah (subsoil) dan selanjutnya tanah bagian atas (topsoil).bila menggunakan bahan tanam stum mata tidur, mini dan tinggi pemadatan tanah dilakukan dengan cara bertahap sehingga timbunan menjadi padat dan merata, sehingga apabila digoyang tidak mudah lepas ataupun tercabut. Dan jika bahan tanam yang digunakan bibit dalam polybag pemadatan disekeliling tanah cukup dilakukan dengan tangan. Penginjakan dengan menggunakan kaki disekeliling tanaman tidak dianjurkan karena akan menyebabkan bergesernya kolom tanah dan berakibat kematian tanaman.
Bahan tanaman karet yang dianjurkan adalah bahan tanaman klon yang diperbanyak secara okulasi. Dibandingkan dengan bibit semaian, penggunaan bahan tanam klon sangat menguntungkan karena produktivitas tanaman lebih tinggi, masa tanaman belum menghasilkan lebih cepat, tanaman lebih seragam sehingga produksi pada tahun sadap pertama lebih tinggi serta memiliki sifat sekunder yang diinginkan seperti relatif tahan terhadap penyakit tertentu, batang tegap, responsif terhadap stimulan dan pupuk, serta volume kayu per pohon tinggi.
Bibit karet dalam polybag yang siap ditanam kelapang ditandai dengan payung daun terakhir sudah tua. Penanaman dilakukan dengan cara kantong polybag dibuka, bibit diletakkan ditengah-tengah lubang tanam, kemudian ditimbun dengan tanah. Penanaman sebaiknya dilakukan saat musim hujan. Apabila ditanam pada musim panas sebaiknya lubang tanam disiram dahulu.


BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Persemaian bibit dilakukan adalah sebagai persemaian tempat pemeliharaan bibit sebagai batang bawah yang akan diokulasi. Bibit dipelihara untuk beberapa bulan sampai tiba saatnya untuk siap diokulasi. Sebelum pelaksanaan penanaman kecambah yang akan dijadikan bibit batang bawah, lahan yang akan digunakan sebagai areal pembibitan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
1.      Datar atau  agak miring sedikit.
2.      Dekat sumber air dan cukup subur.
3.      Dekat areal rencana tanam untuk memudahkan pengangkutan.
4.      Bebas sisa-sisa akar dan gulma.
5.      Bebas penyakit akar.
6.      Drainase baik.
7.      Mudah untuk melakukan pengontrolan.

5.2 Saran
Sebaiknya saat pelaksanaan praktikum, alat-alat yang digunakan lebih memadai. Agar praktikum berjalan dengan lancar dan tidak ada waktu yang terbuang sia-sa




DAFTAR PUSTAKA

http://pembibitankaretbz.blogspot.co.id/

Tim Pengampu Budidaya Tanaman Karet. 2017. BKPM Budidaya Tnaman Karet. Jember. Politeknik Negeri Jember
.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih!!